Sabtu, 05 November 2016

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 6


RANGKUMAN 
BAB 7 MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

TUGAS  ILMU SOSIAL DASAR 6
EVI DWI MELIANA
12116411
1KA08




1.           MASYARAKAT    PERKOTAAN,   ASPEK-ASPEK     POSITIF DAN  NEGATIF


A.   PENGERTIAN MASYARAKAT

Menurut para ahli tentang masyarakat sebagai berikut:

1.IR. Linton :  
Seorang ahli antropologi  mengemukakan,  bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telaha cukup lama hidup dan bekerjasama,   sehingga   mereka  ini  dapat  mengorganisasikan    dirinya berpikir  tentang  dirinya  dalam  satu kesatuan  sosial dengan  batas-batas tertentu.

2. M.J.  Herskovits
   : 
Mengatakan   bahwa  masyarakat   adalah  kelompok individu  yang diorganisasikan  dan mengikuti  satu cara hidup tertentu.

3.J.L.  Gillin  dan  J.P.  Gillin
   : 
Mengatakan   bahwa  masyarakat   adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan  persatuan  yang sarna.
Masyarakat itu meliputi pengelompokan-pengelompokan  yang lebih kecil.

4.S.R. Steinmetz
Seorang  sosiolog  bangsa  Belanda   mengatakan,  bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yanag meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia   yang   lebih   kecil,   yang mempunyai  perhubungan  yang erat ada teratur.

5.Hasan Shadily  : mendefinisikan  masyarakat  adalah golongan  besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan pengaruh bertalian secara golongan  dan mempunyai  pengaruh  kebatinan  satusama  lain.
Kalau kita mengikuti  definisi  Linton,  maka masyarakat  itu timbul  dari setiap kumpulan  individu,  yang  telah  lama  hidup  dan bekerja  sarna dalam waktu  yang  cukup  lama.


B.  MASYARAKAT PERKOTAAN

Ada  beberapa   ciri  yang  menonjol   pada  masyarakat    kota,  yaitu   :

1.      Kehidupan    keagamaan    berkurang    bila  dibandingkan           dengan   kehidupan keagamaan    di  desa.   Kegiatan-kegiatan      keagamaan      hanya   setempat    di tempat-tempat    peribadatan,    seperti   : di masjid,   gereja.  Sedangkan   di luaritu,    kehidupan       masyarakat       berada     dalam     lingkungan       ekonomi, perdagangan.     cara   kehidupan    demikian    mempunyai    kecenderungan     ke arah keduniawian,   bila dibandingkan   dengan  kehidupan   warga  masyarakat desa  yang  cenderung    ke  arah  keagamaan.

2.       Orang   kota  pada  umumnya   dapat  mengurus   dirinya   sendiri   tanpa  harus bergantung   pada  orang-orang   lain.  Yang  terpenting   di sini adalah  manusia perorangan           atau  individu.   Di  kota-kota   kehidupan   keluarga   sering   sukar untuk  disatukan,   sebab  perbedaan   kepentingan,    paham  politik,  perbedaan agama,   dan  sebagainya.

3.      Pembagian     kerja   di   an tara   warga-warga      kota   juga    lebih   tegas   dan mempunyai            batas-batas    yang   nyata.   Misalnya    seorang   pegawai    negeri lebih   banyak    bergaul    dengan    rekan-rekannya      daripada    tukang-tukang becak,  tukang  kelontong   atau pedagang   kaki  lima lainnya.  Seorang  sarjana ekonomi      akan   lebih   banyak    bergaul    dengan    rekannya    dengan    latar belakang  pendidikan   dalam  ilmu ekonomi  daripada  dengan  sarjana-sarjana ilrnu  politik,   sejarah,   atau  yang   lainnya.   Begitu  pula  dalam   lingkungan mahasiswa mereka   lebih   senang   bergaul    dengan    sesamanya    daripada dengan   mahasiswa    yang  tingkatannya    lebih  tinggi   at au  rendah.

4.      Kemungkinan-kemungkinan        untuk   mendapatkan       pekerjaan   juga   lebih banyak  diperoleh   warga  kota  daripada   warga  desa.  Pekerjaan   para  warga desa  lebih  bersifat   seragam,   terutama   dalam  bidang  bertani.   Oleh  karena itu   pada   masyarakat     desa   tidak    banyak    dijumpai     pembagian     kerja berdasarkan   keahlian.   Lain  halnya  di kota,  pembagian   kerja  sudah  meluas, sudah  ada macam-macam    kegiatan   industri,   sehingga   tidak  hanya  terbatas pada  satu  sektor   pekerjaan. Singkatnya,    di  kota  banyak  jenis-jenis    pekerjaan    yang  dapat  dikeriakan oeh  warga-warga       kota,   mulai   dari  pekerjaan    yang   sederhana    sampai pada  yang  bersifat   teknologi,
5.      Jalan  pikiran   rasional   yang  pada  umumnya   dianut  masyarakat   perkotaan, menyebabkan   bahwa  interaksi-interaksi    yang  terjadi  lebih  didasarkan   pada faktor   kepentingan    daripada   faktor   pribadi.

6.      Jalan  kehidupan   yang cepat  di kota-kota,   mengakibatkan   pentingnya   faktor waktu   bagi  warga   kota,   sehingga   pembagian    waktu   yang   tyeliti   sangat penting,   untuk  dapat   mengejar   kebutuhan-kebutuhan      seorang   individu.

7.      Perubahan-perubahan sosial   tampak   dengan   nyata   di  kota-kota,    sebab kota-kota    biasanya    terbuka      dalam   menerima    pengaruh-pengaruh      dari luar.  Hal ini sering  menimbulkan   pertentangan   antara  golongan  tua dengan golongan   muda.  Oleh  karena  itu golongan   muda  yang  belum  sepenuhnya terwujud   kepribadiannya,     lebih   sering   mengikuti    pola-pola    baru  dalam kehidupannya


C.   PERBEDAAN DESA DAN KOTA

Perbedaan   paling  menonjol  adalah  pada  mata  pencaharian.   Kegiatan  utama penduduk     desa   berada    di   sektor    ekonomi    primer    yaitu   bidang    agraris. Kehidupan   ekonomi   terutama   tergantung   pada  usaha  pengelolaan    tanah  untuk keperluan   pertanian,   peternakan   dan termasuk  juga  perikanan   darat.  Sedangkan kota  merupakan   pusat  kegiatan  sektor  ekonomi   sekunder  yang  meliputi  bidang industri,   di samping   sektor  ekonomi   tertier  yaitu  bidang  pelayanan   jasa.  Jadi kegiatan  di  desa  adalah    mengolahalam      untuk   memperoleh     bahan-bahan mentah,  baik   bahan   kebutuhan    pangan,    sandang    maupun    lain-lain    bahan mentah  untuk  memenuhi   kebutuhan   pokok  manusia.  Sedangkan   kota mengolah.Bahan-bahan   mentah   yang  berasal   dari  desa  menjadi   bahan-bahan    asetengah jadi   atau   mengolahnya     sehingga    berwujud    bahan   jadi   yang   dapat   segera dikonsumsikan.    Dalarn  hal distribusi   hasil  produksi   ini pun terdapat  perbedaan antara   desa  dan  kota.  Di  desa  jumlah   ataupun  jenis   barang   yang  tersedia   di pasaran    sangat    terbatas.    Di   kota   tersedia    berbagai    macam    barang    yang jumlahnya   pun  melimpah.   Bahkan  tempat  penjualannya    pun  beraneka   ragam. Ada  barang-barang    yang  dijajakan   di kaki-lima,   dijual  di pasar  biasa  di mana pembeli  dapat  tawar-menawar    dengan  penjual  atau dijual  di supermarket   dalam suasana    yang   nyaman    dan   harga   yang   pasti.   Bidang    produksi    dan  jalur distribusi   di perkotaan   lebih kompleks   bila dibandingkan   dengan  yang  terdapat di pedesaan,   hal ini memerlukan   tingkat  teknologi   yang  lebih canggih.  Dengan demikian    memerlukan    tenaga-tenaga     yang   memilki   keahlian    khusus   untuk melayani   kegiatana   produksi   ataupun   memperlancar    arus  distribusinya


2.   HUBUNGAN DESA DAN KOTA

Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan. Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:

1.      Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
2.      Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
3.      Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi;
4.      Koperasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.

Salah satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah Urbanisasi dan Urbanisme, dengan adanya hubungan Masyarakat Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka timbulah masalah baru yakni Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).

3.  ASPEK POSITIF DAN NEGATIF

Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :

a.     Wisma :
Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
b.     Karya :
Untuk penyediaan lapangan kerja.
c.     Marga :
Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
d.     Suka :
Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
e.     Penyempurnaan :
Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.

Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :

a)    Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b)    Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya ;
c)    Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru ;
d)    Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .

Oleh karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah kota sebagai berikut :

1)     Menekan angka kelahiran
2)     Mengalihkan pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
3)     Membendung urbanisasi
4)     Mendirikan kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
5)     Meningkatkan fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar kota besar
6)     Transmigrasi bagi warga yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.


4. MASYARAKAT   PEDESAAN

    A.   PENGERTIAN DESA/PEDESAAN
       Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan  sendiri.

Adapun yang menjadi ciri-ciri  masyarakat  pedesaan  antara lain sebagai berikut  :

a.     Dalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang  lebih  mendalam  dan  erat  bila  dibandingkan   dengan  masyarakat  pedesaan   lainnya   di  luar  batas-batas    wilayahnya.
b.    Sistem   kehidupan    umumnya    berkelompok     dengan   dasar   kekeluargaan (Gemeinschaft    at au  paguyuban).
c.     Sebagian     besar    warga    masyarakat      pedesaan     hidup    dari   pertanian. Pekerjaan-pekerjaan     yang  bukan  pertanian   merupakan   pekerjaan   sambilan (part  time)  yang  biasanya   sebagai   pengisi   waktu   luang.
d.    Masyarakat    tersebut   homogen,   seperti  dalam  hal  mata  pencarian,   agama, adat-istiadat dan  sebagainya.


B.  HAKIKAT DAN SIFAT MASYARAKAT PEDESAAN

Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa masyarakat In¬donesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian dan keruwetan atau kekusutan pikir.Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat yang adem ayem, penuh ketenangan.Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.


C.   SISTEM NILAI BUDAYA PETANI INDONESIA

Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut :

1.Petani Indonesia terutama di Jawa menganggap kehidupan adalah hal yang buruk dan kesengsaraan sehingga mereka berlaku prihatin dan berusaha dan ikhtiar.
2.Mereka beranggapan bahwa orang bekerja untuk hidup dan kadang-kadang mencapai kedudukan.
3.Mereka beorientasi pada masa sekarang, kurang mempedulikan masa depan.
4.Mereka menanggap alam tidak menakutkan, bila ada bencana hanya merupakan sesuatu yang wajib diterima. Mereka cukup menyesuaikan diri dengan alam dan kurang usaha untuk menguasainya.
5.Untuk menghadapi alam mereka cukup dengan bergotong-royong, mereka sadar bahwa dalam hidup pada hakikatnya tergantung pada sesama.

D.   UNSUR-UNSUR DESA

Ketiga unsur desa dibawah ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan.

Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produtif dan yang tidak, beserta penggunaannya, termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografis setempat.
Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah pertambahan, kepadatan, persebaran dan mata pencaharian penduduk desa setempat.
Tata kehidupan, dalam hal ini pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Jadi menyangkut seluk-beluk kehidupan desa.

E.   FUNGSI DESA

ada beberapa fungsi desa, antara lain :

-  Sebagai suatu daerah pemberian bahan makanan pokok.
-  Sebagai lumbung bahan mentah dan tenaga kerja yang tidak kecil artinya.
- Merupakan desa agraris, desa manufaktur, desa industri, desa nelayan dan sebagainya.
-  Merupakan tempat produksi pangan dan produksi komoditi ekspor.
-  Sebagai produsen bahan pangan protein tinggi.

5.  URBANISASI   DAN  URBANISME

Urbanisasi    adalah   suatu   proses   berpindahnya     penduduk    dari   desa   ke  kota atau   dapat   pula   dikatakan    bahwa   urbanisasi    merupakan    proses   terjadinya masyarakat    perkotaan. Proses   urbanisasi    boleh   dikatakan    terjadi   di  seluruh   dunia,   baik   pada negara-negara    yang  sudah  maju  industrinya   mupun  yang  secara  relatif  belum memiliki   industri.  
Sehubungan    dengan   proses   tersebut   di  atas,   maka   ada  beberapa    sebab yang  mengakibatkan    suatu  daerah  tempat  tinggal   mempunyai   penduduk   yang baik. 
Artinya   adalah,   sebab  suatu  daerah   mempunyai    daya  tarik  sedemikian rupa,  sehingga   orang-orang    pendatang    semakin   banyak.   Secara   umum  dapat dikatakan   bahwa   sebab-sebabnya     adalah   sebagai   berikut   :

1.      Daerah  yang  term as uk menjadi   pusat  pemerintahan    atau  menjadi   ibukota.(seperti   contohnya    Jakarta).
2.      Tempat    tersebut    letaknya    sangat    strategis    sekali    untuk    usaha-usaha perdagangan/perniagaan,      seperti   misalnya    sebuah   kota   pelabuhan    atau sebuahkota   yang   letaknya    dekat   pada   sumber-sumber      bahan-bahan mentah.
3.      Timbulnya    industri   di  daerah   itu,  yang  memproduksikan     barang-barang maupun  jasa-jasa.

6. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DENGAN MASYARAKAT PRKOTAAN

Masyarakat pedesaan kehidupannya berbeda dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkungan, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan.

Untuk menjelaskan perbedaan atau ciri-ciri dari kedua masyarakat tersebut dapat ditelusuri dalam hal sebagai berikut:

1. Lingkungan Umum dan Orientasi Terhadap Alam
Masyarakat pedesaan berhubungan kuat dengan alam, disebabkan oleh lokasi geografisnya di daerah desa. Mereka sulit “mengontrol” kenyataan alam yang dihadapinya, padahal bagi petani realitas alam ini sangat vital dalam menunjang kehidupannya.

2. Pekerjaan atau Mata Pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian daerah pedesaan adalah bertani. Mata pencaharian berdagan merupakan mata pencaharian sekunder. Sedangkan di masyarakat kota, mata pencaharian cenderung ,menjadi terspesialisasi, dan spesialisasi itu sendiri dapat dikembangkan.

3. Ukuran Komunitas
Komunitas pedesaan biasanya lebih kecil dari komunitas perkotaan.

4. Kepadatan Penduduk
Penduduk desa kepadatan penduduknya lebih rendah dibandingkan dengan kepadatan penduduk perkotaan.

5. Homogenitas dan Heterogenitas
Homogenitas atau persamaan dalam ciri-ciri social dan psikologis, bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku sering nampak pada masyarakat pedesaan bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya, penduduknya heterogen, terdiri dari orang-orang dengan macam-macam subkultur, kesenangan, kebudayaan dan mata pencaharian.

6. Diferensiasi Sosial
Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya derajat yang tinggi di dalam diferensiasi social. Kenyataan ini bertentangan dengan bagian-bagian kehidupan di masyarakat pedesaan.

7.  Pelapisan Sosial
Ada beberapa perbedaan “pelapisan sosial tak resmi” antara masyarakat kota dan masyarakat desa, namun di sini saya akan memberikan satu contoh saja, yaitu pada masyarakat desa, kesenjangan (gap) antara kelas eksterm dalam piramida sosial tidak terlalu besar, sedangkan pada masyarakat kota jarak antara kelas eksterm yang kaya dan miskin cukup besar.

8.  Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berkaitan dengan perpindahan atau pergerakkan suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya, terjadinya peristiwa mobilitas sosial demikian disebabkan oleh penduduk kota yang heterogen. Dengan demikian, maka mobilitas sering terjadi di perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan.

9.  Interaksi Sosial
Tipe interaksi sosial di kota dengan di desa perbedaannya sangat kontras, baik aspek kualitasnya maupun kuantitasnya.

10.  Pengawasan Sosial
Tekanan sosial oleh masyarakat di pedesaan lebih kuat karena kontaknya yang bersifat pribadi dan ramah tamah (informal). Di kota pengawasan sosial lebih bersifat formal, pribadi, kurang “terkena” aturan yang ditegakkan.

11.  Pola Kepemimpinan
Menentukan kepemimpinan di pedesaan cenderung banyak ditentukan oleh kualitas pribadi dari individu dibandingkan dengan kota.

12.  Standar Kehidupan
Di kota, dengan konsentrasi dan jumlah penduduk yang padat, tersedia dan ada kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan dan fasilitas-fasilitas yang membahagiakan kehidupan, sedangkan di desa terkadang tidak demikian.

13.  Kesetiakawanan Sosial
Kesetiakawanan sosial atau kesatuan dan kepaduan pada masyarakat pedesaan merupakan akibat dari sifat-sifat yang sama, persamaan dalam pengalaman, tujuan yang sama, di mana bagian dari masyarakat pedesaan hubungan pribadinya bersifat informal dan tidak bersifat kontrak sosial (perjanjian).

14.  Nilai dan Sistem Nilai
Nilai dan system nilai di desa dengan di kota berbeda, dan dapat diamati dalam kebiasaan, cara, dan norma yang berlaku. Pada masyarakat pedesaan, misalnya mengenai nilai-nilai keluarga masih berperan. Dalam hal ini masyarakat kota bertentangan atau tidak sepenuhnya sama dengan sistem nilai desa.







Link Gunadarma :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Mouse Deer and The Crocodile

Tugas Softskill (Bahasa Inggris Bisnis 2) berupa voiceover recording dari sebuah cerita narasi berjudul “ The Mouse Deer and the Crocodil...