Review Film Naga Bonar
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Evi Dwi Meliana
12116411
1KA08
Produser :
Sutradara :
Penulis Skenario :
Pemain :
NAGA BONAR menceritakan tentang kisah pencopet di Medan yang
sering keluar masuk penjara Jepang bernama Naga Bonar (Deddy Mizwar). Ia
memiliki sahabat bernama Bujang (Afrizal Anoda). Sepulang dari penjara, kawan
Naga Bonar mengambarkan tentang kemerdekaan Indonesia yang sudah di
proklamirkan di Jakarta. Sementara di Medan yang belum sempat dimerdekakan
masih harus berjuang mengusir Belanda yang memasuki wilayah Indonesia untuk
berkuasa lagi.
Berbagai
masalah harus dihadapi oleh Naga Bonar,termasuk Dokter Zulbi yang pernah
menolong Naga Bonar yang isukan adalah mata-mata Belanda. Naga Bonar kemudian
menjadi tentara garis depan dalam perlawanan Belanda, namun setelah beberapa
saat, ia harus mundur karena masyarakat akan melakukan jalan perundingan dengan
Beland.
Perundingan tersebut menghasilkan pasukan yang harus pindah dari desa ke markas. Mulai dari peristiwa tersebut juga Naga Bonar mulai tertaik dengan putri Dokter Zulbi. Kirana (Nurul Arifin). Karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta, ia menunjuk sembarang tempat sebagai tempat wilayah tentaranya, Parit Buntar, yang ternyata tempat tersebut sudah diduduki oleh Belanda. Sehari setelah itu, Bujang yang menggunakan baju perang Naga Bonar pergi ke Parit Bundar untuk melaan Belanda. Namun naas, Bujang akhirnya meninggal dunia. Karena mengira Naga Bonar sudah mati, Belanda lengah ketika Naga Bonar yang asli datang menyerang. Dan akhirnya pasukan Naga Bonar menang.
Opini :
Film
ini merupakan salah satu karya besar dari sutradara MT Risyaf. Film ini Menurut saya, sangat memberikan aspirasi banyak pelajaran berharga, dengan diwarnai penuh
kelucuan dari berbagai aktor. Dengan
hadirnya film Naga Bonar tujuan untuk mengembalikan nasionalisme bangsa
Indonesia. Ternyata dengan melihat keadaan sekarang, ada yang salah dengan
perjalanan nasionalisme bangsa, rasa senasib seperti semasa pergerakan dan
kemerdekaan kini kian menipis, persatuan nasional yang dibangun dengan susah
payah dalam perkembangannya menunjukkan tanda-tanda kemunduran. Jika
dibanyangkan masa depan bangsa Indonesia tanpa nasionalisme tentunya Indonesia
“ibarat tubuh tanpa roh”.
Disamping
itu juga hadirnya film Naga Bonar ini menjadi bentuk refleksi terhadap kondisi
perfilman nasional yang kurang memberikan nilai pendidikan dan nilai moral bagi
kalangan masyarakat, dan dengan adanya film ini bisa membangkitkan lagi
semangat bangsa ini dan memberikan nilai tambah atas pencerdasan bangsa
Indonesia.
Link Gunadarma :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar