Tugas Ilmu Budaya Dasar 1
Evi Dwi Meliana
12116411
1KA08
᱙ Kebudayaan Nanggroe Aceh Darussalam ᱙
1. Rumah Adat Krong Bade, Nanggroe Aceh Darussalam
Rumah Krong Bade atau juga biasa dikenal dengan nama rumoh
Aceh adalah rumah adat dari provinsi terbarat di Indonesia, Nanggroe Aceh
Darussalam. Rumah Krong Bade merupakan rumah panggung dengan satu buah tangga
depan yang biasa digunakan untuk berlalu lalang. Rumah adat Aceh ini
keberadaannya sekarang semakin langka. Orang-orang Aceh pada umumnya saat ini
lebih memilih untuk tinggal di rumah dengan gaya modern. Alasannya, selain
karena biaya pembangunannya yang lebih mahal, rumah Krong Bade juga membutuhkan biaya perawatan yang tidak
sedikit.
2. Pakaian Adat Aceh
Pakaian adat yang dikenakan pria Aceh adalah baju jas dengan leher tertutup (jas tutup), celana panjang yang disebut cekak musang dan kain sarung yang disebut pendua. Kopiah yang dipakainnya disebut makutup dan sebilah rencong terselip di depan perut.Wanitanya memakai baju sampai kepinggul, celana panjang cekak musang serta kain sarung sampai lutut. Perhiasan yang dipakai berupa kalung yang disebut kula, pending atau ikat pinggang, gelang tangan dan gelang kaki. Pakaian ini dipergunakan untuk keperluan upacara pernikahan.
3. Tarian-tarian Aceh
a. Tari Seudati
berasal dari arab dengan
latar belakang agama islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan
suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di Aceh.
b. Tarian Saman Meuseukat
Dilakukan dalam
posisi duduk berbanjar dengan ajaran kebajikan, terutama ajaran agama islam.
c. Tarian Pukat
Adalah tarian yang
melambangkan kehidupan para nelayan dari pembuatan pukat hingga mencari ikan.
d. Tari Rebana
Merupakan tari kreasi
yang menekankan pada keterampilan memainkan alat musik "rebana" dalam
mengiringi gerak-gerak lincah khas Aceh.
4. Senjata Tradisional
Senjata tradisional yang dipakai oleh penduduk Aceh adalah rencong. Wilahan rencong terbuat dari besi dan biasanya bertuliskan ayat-ayat Al Quran. Selain rencong, rakyat Aceh mempergunakan pula pedang dengan nama pedang daun tebu, pedang oom ngom dan reudeuh. Pedang daun tebu dipakai oleh pamglima perang dan reudeuh oleh para prajurit.
5. Alat Musik
a. Serune Kalee
Serune Kalee adalah instrumen tiup tradisional Aceh yaitu sejenis Clarinet
terutama terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat
ini terbuat dari kayu, bagian pangkal kecil serta di bagian ujungnya besar
menyerupai corong. Di bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup
yang terbuat dari kuningan yang disebut perise. Serune ini mempunyai 7 buah
lobang pengatur nada. Selain itu terdapat lapis kuningan serta 10 ikatan dari
tembaga yang disebut klah (ring) serta berfungsi sebagai pengamanan dari
kemungkinan retak/pecah badan serune tersebut. Alat ini biasanya digunakan
bersama genderang clan rapai dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi
tarian-tariantradisional.
b. Gendang (Geundrang)
b. Gendang (Geundrang)
Gendang terdapat hampir di seluruh daerah Aceh. Gendang berfungsi sebagai
alat musik tradisional, yang bersama-sama dengan alat musik tiup seurune kalee
mengiringi setiap tarian tradisional baik pada upacara adat maupun upacara
iainnya. Alat ini terbuat dari kayu nangka, kulit kambing dan rotan. Pembuatan
gendang yaitu dengan melubangi kayu nangka yang berbentuk selinder sedemikian
rupa sehingga badan gendang menyerupai bambam. Pada permukaan lingkarannya
(kiri-kanan) dipasang kulit kambing, yang sebelumnya telah dibuat ringnya dari
rotan dengan ukuran persis seperti ukuran lingkaran gendangnya. Sebagai alat
penguat/pengencang permukaan kulit dipakai tali yang juga terbuat dari kulit.
Tali ini menghubungkan antara kulit gendang yang kanan dengan kiri. Alat
pemukul (stick) gendang juga dibuat dari kayu yang dibengkakkan pada ujungnya
yaitu bagian yang dipukul ke kulit.
c. Canang
Canang adalah alat musik pukul tradisional yang terdapat dalam kelompok
masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya “Canang
Trieng”, di Gayo disebut “Teganing”, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas
disebut dengan “Kecapi Olah”. Alat ini terbuat dari seruas bambu pilihan
yang cukup tua dan baik. Kemudian bambu tersebut diberi lubang, selanjutnya
ditoreh arah memanjang untuk mendapatkan talinya. Lobang yang terdapat pada
ruas bambu itu disebut kelupak (Alas dan Gayo). Jumlah tali tidak sama pada
setiap daerah. Pada Canang Trieng terdapat 5 buah tali (senar) yaitu 4 buah
yang saling berdekatan terletak di kiri sedangkan sebuah lagi agak besar
terletak di kanan lubang. Tali sebelah kiri dipetik menggunakan lidi, sedangkan
tali sebelah kanan dipetik dengan kuku/ibu jari kiri. Tali kecapi ada yang 3
buah dan ada yang 4 buah. Sedangkan Kecapi Olah terdapat 4 sampai 5 buah, yang
masing-masing tali diberi nama sendiri yaitu gong (tali besar dekat keleepak),
tingkat (1 atau 2 buah tali yang letaknya di tengah) dan gerindik (tali yang
paling halus/tinggi suaranya), dipetik dengan bambu yang telah diraut tipis.
Pada teganing terdapat 3 buah tali yang paling tipis terletak paling kanan dan
paling kasar terletak paling kiri. Masing-masing tali ini disebut secara
berurutan dengan nama canang, memong dan gong.
d. Rapai
Rapai merupakan sejenis alat instrumen musik tradisional Aceh, sama halnya
dengan gendang. Rapai dibuat dari kayu yang keras (biasanya dari batang nangka)
yang setelah dibulatkan lalu diberi lobang di tengahnya. Kayu yang telah diberi
lobang ini disebut baloh. Baloh ini lebih besar bagian atas dari pada bagian
bawah. Bagian atas ditutup dengan kulit kambing sedangkan bawahnya dibiarkan
terbuka. Penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang
dibalut dengan kulit. (Penjepit ini dalam bahasa Aceh disebut sidak). Rapai
digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang
berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran dan permainan tradisional
yaitu debus. Memainkan rapai dengan cara memukulnya dengan tangan dan biasanya
dimainkan oleh kelompok (group). Pemimpin permainan rapai disebut syeh atau
kalipah.
6. Suku
Suku dan marga yang terdapat di Aceh yaitu :
Aceh, Alas, Tamiang, Gayo, Ulu Singkil, Simelu, Jamee, Kluet, dan lain-lain.
7. Bahasa Daerah
Aceh, Alas, Gayo, dan lain-lain.
8. Lagu Daerah
Bungong Jeumpa, Piso Surit.
Sumber:
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/35-rumah-adat-di-indonesia-gambar-1.html
http://www.kebudayaanindonesia.com/2013/05/nanggroe-aceh-darussalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar